Jika kita telusuri lebih
jauh, kelompok Zionisme Yahudi menyadari jika perjuangan politik tidak
akan bisa dilakukan tanpa ditopang oleh upaya lainnya. Tak terkecuali
budaya. Inilah yang sempat disoroti Prof Abdul Rahman H. Habanakah dalam
bukunya Metode Merusak Akhlak Dari Barat.
Beliau menegaskan salah satu sarana
ampuh yang dipakai Yahudi untuk memerosotkan akhlak muslim adalah dengan
menenggelamkan kaum muslimin ke dalam lingkungan yang buruk. Untuk
merealisasikan tujuan itu, mereka menggunakan berbagai unsur seperti
harta, wanita, hukum, kekuasaan, kemewahan sampai permainan dan seni
pertunjukkan. Lebih jauh beliau menjelaskan,
“Yang paling penting dalam hal ini ialah seni tentang kecantikan,
metode dan pesona wanita terhadap kaum laki-laki. Dalam hal ini mereka
mempergunakan sarana-sarana seperti: bioskop, sandiwara, drama, menulis
berbagai macam cerita, sejarah psikologi, masalah-masalah sosial dan
sebagainya. Juga sarana-sarana seperti: majalah, surat kabar, radio,
televisi, video cassete, dab bermacam-macam saranan periklanan dan
reklame.
“Merekalah yang memegang kekuasaan untuk ikut menentukan dan
mengatur acaranya. Kalaupun ada (yang baik, pen.) terlalu sedikit, atau
hanya dimintai bantuan apabila ada kerusakan atau ketika menghadapi masa
kritis.”
Buku Henry Ford Henry Ford, pebisnis Amerika yang menghabiskan hampir
setengah hidupnya untuk menyadarkan Amerika dari bahaya Yahudi
menjelaskan dengan baik bagaimana budaya telah ditanamkan kelompok
Zionisme guna mewujudkan misinya. Dalam buku monumentalnya,
The International Jew,
dikatakan bahwa teater/seni pertunjukan adalah bagian tak terpisahkan
dari Yahudi untuk menyetir selera publik dan memengaruhi cara berpikir
masyarakat. Teater dan seni pertunjukkan tidak hanya diberi sebuah
tempat istimewa dalam Protocol of Zion, tapi juga telah dijadikan teman
setia di setiap malam dan pekan.
Lebih jauh, Henry Ford menjelaskan:
“Begitu kaum Yahudi memegang
kendali atas minuman keras Amerika, maka kita menghadapi masalah minuman
keras dengan konsekuensi drastis. Begitu kaum Yahudi memegang kendali
atas ‘film bioskop’, kita menghadapi masalah dengan film dan
konsekuensinya yang sangat kentara.
“Setiap malam, ratusan ribu orang menghabiskan 2-3 jam waktu
mereka di Teater; setiap hari secara harfiah jutaan orang membuang 30
menit sampai tiga jam menonton film; dan arti sebenarnya dari hal ini
adalah jutaan orang Amerika setiap hari merelakan diri mereka memasuki
ide-ide kehidupan, cinta, dan tenaga kerja Yahudi… Teater bukan bersifat
Yahudi dalam sisi manajerialnya saja, melainkan juga kesusateraan dan
profesionalnya. Sekarang semakin banyak drama yang muncul dengan penulis,
produser, bintang, dan para pemain yang semuanya Yahudi.”
Buku Henry Ford sendiri kemudian dikecam oleh kelompok Yahudi.
Puluhan juta kopi yang telah tersebar tidak lagi dapat ditemukan di
toko-toko buku maupun perpustakaan di Amerika. Dalam catatan pengantar
buku tersebut, dikisahkan berbagai upaya mencetak buku ini -yang
mencapai ketebalan 1000 halaman- akhirnya hanya berujung sia-sia.
Pada tahun 1952, edisi baru dari seri
The International Jew
yang dikumpulkan dari artikel-artikel Ford pun kembali dimusnahkan oleh
kelompok Yahudi. Sedangkan cetak ulang lainnya yang dilakukan National
Vanguard Books, Po. Box 90 Hillsboro WV 24946 USA juga tidak mampu lagi
ditemukan. Padahal jika kita telusuri lebih jauh keterlibatan Yahudi
dalam industri Film di Amerika sudah menjadi rahasia umum.
Jewish Encylopedia Judaica sendiri sebagai Ensiklopedi terbaik mengenai literatur Yahudi mengakui kepenguasaan Hollywood berada di tangan Yahudi.
“Semua perusahaan besar Hollywood, kecuali United Artist, didirikan dan dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.”
Mesin lain dalam lapangan budaya lainnya tentu adalah musik. Musik
dalam doktrin zionisme tidak semata-mata sebagai bentuk hiburan, tapi
juga alat
mind control yang akan diterapkan kepada masyarakat.
Dalam Protokol of Zion Bab 5 ayat 4 tertulis, “Selain itu, kita juga
menggunakan seni untuk mengarahkan masyarakat dan individu – individu
dengan teori – teori dan pernyataan yang dimanipulasi secara licik,
dengan peraturan – peraturan kehidupan secara umum dan bentuk lainnya
yang tidak lazim, yang semuanya tidak di pahami oleh masyarakat goyyim…”
Keshahihan Protokol of Zion sendiri hingga kini masih menyisakan
kontroversi, namun terlepas daripada itu, apa yang termaktub dalam
protokol tersebut sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Adalah Was
Penre, tokoh Musik yang “berjasa” membesarkan musik Heavy Metal dan Rock
di era 1980 hingga 1990an yang membeberkan rahasia itu.
Ia mengatakan telah menjadi rahasia umum di AS bahwa siapapun yang
ingin tenar dan terkenal dalam jagad hiburan, maka ia harus tunduk dan
mau bekerja sebagai agen dari illuminati, atau setidaknya mau diajak
bekerja sama, dengan sadar atau tidak. “Untuk mendaftar sebagai musisi
untuk Perusahaan Rekaman besar, Anda harus bersedia untuk bekerja ke
arah Agenda mereka, yang akhirnya memperoleh kontrol penuh atas populasi
masyarakat dunia,” tegasnya seperti dikutip dalam situsnya
Illuminaty News.com.
Penre mengetahui hal tersebut karena memang pernah terlibat sebagai
komposer musik di beberapa perusahaan rekaman besar di Amerika. Ia
mengaku heran bagaimana lagu-lagu ciptaannya yang mengandung pujian
kepada tuhan, kedamaian, dan bentuk cinta kepada keluarga tidak diterima
di perusahaan tersebut. Sebaliknya lagu-lagu yang bertemakan seks,
pemujaan syaitan, penghinaan kepada semua agama, serata peperangan malah
lulus untuk diterbitkan dalam album kumpulan rock.
Naudzubillahi Min Dzalik.
Promosi Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya
Sungguh penulis begitu khawatir, fenomena umat muslim masuk ke liang
biawak Yahudi sudah terang benderang terjadi. Umat Muslim saat ini
seperti sudah meninggalkan petuah agamanya dan menganggap remeh urusan
akidah. Tidak sedikit umat muslim menganggap enteng perkara tauhid
dengan menyembunyikan kebanggaannya sebagai muslim dalam hal syariat
Islam demi urusan kekuasaan, jabatan, tahta, maupun nafsu semata.
Sejatinya beberapa klip Video Gaga juga tidak lepas dari promosi
untuk menyambut kemuncullan puncak fitnah ini. Hal ini dapat terlihat
bahwa dimanapun Konser Lady Gaga berlangsung, mereka selalu didampingi
beberapa penari latar seperti robot yang siap mengikuti apapun perintah
Tuannya. Satu persatu penari latar itupun berdiri berjejer melindungi
Lady Gaga dalam tiap aksinya. Mereka berpakaian sama, berpenampilan
sama, bahkan hingga membentuk potongan rambut yang sama.
Sungguh cobaan umat Islam saat ini begitu berat. Bahwa kita sekarang
memang dituntut untuk memperkuat tauhid untuk mempersiapkan puncak
fitnah yang akan terjadi. Baru-baru ini, seperti kita ketahui bersama,
sebuah kabar yang sangat penting untuk Umat Islam datang dari Israel.
Fenomena alam menunjukkan telah terjadi perubahan kuantitas air dari
Danau Tiberias yang merupakan sumber utama air bersih bagi bangsa Yahudi
dan pemerintah Zionis Israel.
Ustadz Ihsan Tanjung dalam artikelnya
Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias menyoroti
dengan serius kenyataan menipisnya sumber mata air di Israel tersebut.
Beliau mengingatkan bahwa mungkin saja untuk sebagian orang, informasi
ini dianggap tidak penting bahkan tidak menjadi urusannya. Tapi bagi
setiap muslim-mukmin yang peduli dengan tanda-tanda Akhir Zaman
informasi ini sangat berharga dan sangat serius. Mengapa? Karena dalam
sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdapat kata
“Danau Tiberias”. Dan hadits tersebut berkaitan erat dengan bakal
keluarnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah al-Masih
Ad-Dajjal!
Sebuah Hadits yang sangat panjang mengisahkan bagaimana seorang
pelaut Arab Nasrani bernama Tamim Ad-Dari bersama 30 orang awak kapalnya
terdampar di sebuah pulau. Akan tetapi sebuah pemandangan mengejutkan
menghampiri mereka tatkala mereka berjumpa dengan seorang lelaki yang
menurutnya digambarkan sebagai
”orang terbesar yang pernah kami
lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan
mata kakinya terbelenggu besi”. Lalu terjadi dialog antara Tamim
Ad-Dari dengan lelaki misterius yang ternyata adalah Al-Masih Ad-Dajjal.
Simaklah dialog berikut ini:
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang kurma Baisan. Kami
bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Aku bertanya
pada kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah? Kami menjawab: Ya.
Ia berkata: Ingat, ia hampir tidak membuahkan lagi. Ia berkata: Beritahukan
padaku tentang danau Thabari (Tiberias). Kami bertanya: Tentang apanya
yang kau tanyakan? Ia menjawab: Apakah ada airnya? Mereka menjawab:
Airnya banyak. Ia berkata: Ingat, airnya hampir akan habis. Ia
berkata: Beritahukan padaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya:
Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Apakah disana ada airnya
dan apakah penduduknya bercocok tanam dengan air itu? Kami menjawab: Ya,
airnya banyak dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu. Ia
berkata: Beritahukan padaku tentang Nabi orang-orang buta huruf,
bagaimana keadaannya? Mereka menjawab: Ia telah muncul dari Makkah dan
tinggal di Yatsrib. Ia bertanya: Apakah orang-orang arab memeranginya?
Kami menjawab: Ya. Ia bertanya: Apa yang mereka lakukan terhadapnya?
Lalu kami memberitahunya bahwa beliau menang atas bangsa arab di
sebelahnya dan mereka menaatinya. Ia bertanya pada mereka: Itu sudah
terjadi? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, sesungguhnya itu baik
bagi mereka untuk menaatinya. Aku akan beritahukan pada kalian siapa
aku. Aku adalah Al Masih (Ad-Dajjal) dan aku sudah hampir diizinkan
untuk keluar lalu aku akan keluar.” (HR MUSLIM - 5235)
Akankah kedatangan Lady Gaga memang adalah bagian dari aksi
"teatrikal" untuk mempersiapkan ini semua? Cepat atau lambat semua akan
terjawab. Inilah akhir zaman. Allahua’lam.
Muhammad Pizaro Novel Tauhidi
Copas from: http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2012/05/17/19149/lady-gaga-zionisme-budaya-dan-tandatanda-munculnya-dajjal-bag2/