Indonesia dan
budayanya
Jika Indonesia di ibaratkan sebuah rumah Indonesia adalah
rumah besar yg dipekarangannya dipenuhi oleh bunga-bunga dan
pepohonan-pepohonan saking banyaknya yg tumbuh sang pemilik rumah pun tidak
dapat menghapalnya satu persatu, ada yang letaknya persis didepan pintu rumah
dan ada juga yang tumbuh di sisi-sisi tanah, dan yg termasuk tumbuh disisi pekarangan
rumah adalah pohon reog dan pohon tor-tor, Indonesia mempunyai tetangga yg
bernama Malaysia,disebelahnya ada Thailand,kamboja,singapura,Vietnam dan yang
agak jauh jepang,india dan korea serta warga rt sebelah amerika,inggris,jerman
dll.. suatu ketika sang Indonesia berjalan-jalan dan tiba-tiba dia berhenti
disebuah pekarangan rumah yg tidak lain adalah rumah milik pak korea,dia kagum
dan terpaku melihat keindahan bunga-bunga dan pepohonan yg tumbuh dipekarangan
milik pak korea salah satunya yg paling membuat Indonesia iri adalah pohon yg
bernama k-pop, Indonesia pun tdk tinggal diam dia langsung bertanya kepada sang
pemilik rumah bagaimana cara menanam dan merawat pepohonan sebagus itu, pak
korea pun langsung menceritakan semuanya dan sekaligus memberikan bibit pohon
k-pop kepada Indonesia, Indonesia pun kembali berjalan-jalan dan kembali dia
terhenti disebuah rumah milik pak jepang dan sama seperti sebelumnya ia meminta
meminta bibit pohon anime dan j-pop, Indonesia lalu berjalan lagi dia terus
saja terhenti dirumah-rumah yg menurutnya mempunyai bunga-bunga dan pohon-pohon
yg indah diantaranya india dengan pohon bollywodnya, amerika dengan pohon
hollwood dan disneynya,dan rumah-rumah yg lain, hasilnya Indonesia pulang
dengan membawa banyak bibit-bibit tumbuhan, tak menunggu lama Indonesia dengan
semangatnya menanam bibit-bibit tersebut dipekarangannya yg sebelumnya telah
dipenuhi dengan bunga-bunga dan pohon-pohon yang banyak tapi ia tdk
mempermasalahkan itu yg ia pikirkan bagaimana caranya agar bibit-bibit yang ia
baru dapat dapat tumbuh dengan subur, hari demi hari berlalu Indonesia sangat
bersemangat merawat pohon-pohon baru milikya tiap hari dia siram dan diberinya
pupuk, pohon tersebut pun tumbuh dengan cepatnya dan tak berlangsung lama pohon
tersebut sudah besar dan menghasilkan beberapa buah, sedangkan pohon-pohon yg
terdahulu tidak terawat dibiarkan seadanya dan dipenuhi oleh rumput-rumput dan
semak-semak, suatu hari sang tetangga yg bernama Malaysia melihat begitu
banyaknya pohon-pohon yg tumbuh dipekarangan milik Indonesia mulai memikirkan
sesuatu, sedangakan Malaysia adalah sebuah rumah yg kecil dengan pekaranagan yg
juga tidak begitu luas bunga-bunga dan pohon-pohonannya pun sedikit, lalu
Malaysia pun bertamu kerumah Indonesia ingin membicarakan sesuatu, singkat
cerita Malaysia pun mengutarakan maksudnya ia berkata ‘hai tetanggaku
pekaranganmu sangat indah dipenuhi dengan berbagai macam pohon-pohon dan
bunga-bunga tapi sebagian dari pohon-pohon dan bunga-bunga tersebut aku lihat
tidak terawat dan terkesan dibiarkan begitu saja aku kesini bermaksud ingin
meminta dan merawat sebagian dari pohon-pohon tersebut, agar lebih mudah aku
ingin meminta pohon yg ada disisi ujung tanah milikmu saja yaitu pohon reog dan
pohon tor-tor, apakah boleh?’ mendengar kata-kata tersebut sang Indonesia
sangat marah dan mencaci maki Malaysia bahkan dia langsung mencap Malaysia
sebagai maling yang ingin mencuri tanaman-tanaman miliknya, Indonesia pun
langsung mengusir Malaysia dari rumahnya, sejak saat itu Indonesia dan Malaysia
terkesan menjadi musuh, tetangga lain seperti singapura Vietnam Thailand dll
mencoba mendamaikan mereka namun tidak berhasil, Indonesia memagari pekarangan
rumahnya dengan pagar-pagar yg tinggi agar Malaysia tdk dapat mengambil apa-apa
yg dimiliki oleh Indonesia sejak saat itu Indonesia dan Malaysia tidak pernah
akur lagi.
Pesan moral : menjaga kebudayaan Indonesia agar tidak di
ambil oleh Negara lain itu penting, tapi alangkah baiknya kalau kita juga
merawat dan melestarikan kebudayaan yang sdh lama yang ditinggalkan oleh nenek
moyang kita, justru dengan merawat dan melestarikan budaya kita yg asli lah
kita akan dikenal oleh Negara-negara lain dikemudian harinya, kebudayaan lain
boleh masuk ke Indonesia tapi jangan sampai kebudayaan tersebut justru
mematikan kebudayaan asli milik kita Negara Indonesia.
By: ahmad muzakir
Tidak ada komentar :
Posting Komentar